Puasa Sehatkan Perut ?
Banyak
penelitian telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan. Salah satu yang
nyata dan perlu difahami adalah puasa memberi manfaat besar kesehatan perut
atau sistem pencernaan Anda.
Seperti diungkapkan ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Fiastuti
Witjaksono SpGK puasa adalah kondisi dimana tubuh tidak boleh mengonsumsi
makanan atau minum sama sekali selama 14 jam. Meski efek puasa dapat membuat
seseorang menjadi lemas dan pusing, hal ini dianggap sebagi suatu yang wajar.
Karena saat orang berpuasa, kandungan glikogen, glukosa, lemak dan protein
turun.
"Cadangan energi yang ada pada tubuh hanya bisa digunakan untuk sekitar
8-10 jam. Sisanya, kita harus menggunakan lemak sebagai cadangan energi,"
katanya, Selasa, (24/7/2012) lalu.
Menurut Fiastuti, manusia dapat bertahan hidup selama dua minggu tanpa makan
sama sekali asal tetap minum. Namun bila tidak minum sama sekali orang hanya
hanya dapat bertahan selama seminggu.
Perbaiki saluran cerna
Saluran cerna adalah organ terbesar dan terberat yang ada di dalam tubuh kita,
yang bekerja 24 jam tanpa berhenti. Tidak seperti organ lain seperti misalnya
tulang, yang bisa berhenti bekerja ketika manusia sedang beristirahat.
Puasa, kata Fiastuti, dapat memberikan sejumlah manfaat menyehatkan bagi
saluran cerna manusia. Apa saja itu? Berpuasa memberi kesempatan kepada alat
pencernaan untuk beristirahat, memperbaiki proses regenerasi sel-sel saluran
cerna, serta mengurangi beban kerja pencernaan.
"Pada kondisi tidak berpuasa kita makan 3 kali plus snack berkali-kali,
sehingga lambung tidak bisa istirahat. Ketika puasa, saluran cerna kita justru
senang karena diberi waktu istirahat yang cukup," terangnya.
Mengingat saluran cerna adalah tempat masuknya segala penyakit. Pola makan dan
higienitas selama puasa tetap perlu diperhatikan agar kita tetap dapat menjaga
saluran cerna tetap kuat. Dengan begitu, daya tahan tubuh juga akan kuat.
Puasa, lanjut Fiastuti, juga memberikan efek positif terhadap metabolisme
tubuh. Puasa dapat membantu menurunkan tingkat kolesterol, risiko diabetes, dan
mengurangi penyakit lambung fungsional (maag). Pada orang yang asam lambungnya
berlebihan, dengan berpuasa kondisi lambungnya justru bisa lebih membaik.
Mengenai pola makan selama puasa, sesungguhnya tidak ada perbedaan antara orang
yang berpuasa dan tidak berpuasa (baik dari segi total kalori dan komposisi).
Hanya saja jumlah, jenis, dan waktu makan pada orang yang berpuasa harus
diatur.
Agar kebutuhan energi terpenuhi, pola makan saat sahur harus mencakup 40 persen
makanan besar, 30 persen makanan kecil (sebelum imsak), dan jangan lupa minum 3
gelas air. Ketika sahur usahakan makan dengan komposisi lengkap, yang terdiri
dari karbohidrat, protein hewani/nabati, sayur dan susu.
Sementara saat berbuka, mulailah dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang
manis. Tujuannya agar cepat mengganti kadar gula darah yang sudah turun seperti
teh manis, koktail, kurma. Setelah itu, baru makan lengkap setelah sholat
magrib.
Fiastuti tidak menganjurkan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik atau
olahraga setelah sahur, karena dapat berisiko dehidrasi. Pasalnya jarak waktu
dari waktu makan dan minum cukup jauh. Jika ingin melakukan olahraga, sebaiknya
dilakukan sebelum waktu buka puasa. "Bisa lakukan olahraga ringan seperti
jalan santai atau aerobik," katanya.